Dihamparan tanah berkapur, seorang pria merayu
Pria malang sesungguhnya
Ia tak paham ia malang sayangnya
Dengan sombongnya berlagak sang penakluk belantara
Dengan rakusnya melahap udara seakan seantero oksigen dunia miliknya
Berlututlah ia dihadapanku
Bertanyalah ia siapa namaku
Matanya mengernyit menunjukkan angkuh
Namun bodoh
“Belladona. Atropa Belladonna” aku memperkenalkan diri
Tanpa curiga ia memetik buah berry yang menggodanya sedari dulu
Ia mengunyahnya tanpa setitikpun pemahaman
Aku hanya menyaksikannya
Melebar pupil matanya, dan dia terjatuh dan aku yakin pengelihatannya mengabur.
Seiring waktu ia merintih sakit kepalanya,
Samar-samar diantara kata-katanya yang mulai tak karuan,
Aku menangkap intonasi yang mengintimidasi, ia menuduhku atas racunku
Wajahnya semakin bingung
Ia berceloteh seperti ditarik ke suatu dimensi lain di dalam fantasinya sendiri.
Ia berhalusinasi
Tubuhnya mengejang
Sampai malaikat maut pun turun menyapa
–Nuke Wulandari
Sumber Gambar: http://eugeniguzman.blogspot.com/2011/05/flora-toxica-atropa-belladonna.html
Leave a Reply